Banjir di Kalimantan Selatan merenggut korban jiwa. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan banjir bandang ini disebabkan curah hujan yang sangat tinggi. Mahasiswa Universitas Trisakti mengkritik masalah banjir ini.
“Banjir yang telah menelan korban jiwa tersebut tak dapat direduksi akibat dari faktor curah hujan yang tinggi atau takdir Tuhan semata. Arah kebijakan pemerintah di sektor lingkungan juga memiliki andil dalam menciptakan ‘banjir tahunan’ yang terjadi dalam rentetan tahun belakangan,” demikian keterangan tertulis dari Kepresidenan Mahasiswa (Kepresma) Trisakti.
Keterangan tersebut disampaikan Presiden Mahasiswa Trisakti, Andi Rachmat Santoso, secara tertulis dengan judul ‘Oligarki Banjir Uang Rakyat, Banjir Bandang’ kepada Suara Mahasiswa detikcom, Selasa (19/1/2021).
![]() |
Banjir di Kalsel pada bulan pertama 2021 ini telah melanda 10 kabupaten/kota. Bencana ini mengakibatkan 15 korban tewas dan 39 ribu warga mengungsi. Menurut Mahasiswa Trisakti, banjir itu juga disebabkan kebijakan pemerintah yang kurang memperhatikan faktor lingkungan.
“Kebijakan pemerintah yang tidak mempertimbangkan aspek lingkungan telah mempercepat bencana ekologis yang menghampiri masyarakat Kalimanatan Selatan,” kata Kepresidenan Mahasiswa Trisakti.
Masalah lingkungan yang dimaksud Kepresma Trisakti adalah pembukaan lahan untuk perkebunan sawit, berkurangnya hutan (deforestasi), serta masalah lubang galian tambang.
Selanjutnya, tuntutan mahasiswa Trisakti ke Jokowi: